Cara Sederhana Analisa Saham IPO Tanpa Cek Fundamental
Saham Initial Public Offering (IPO) adalah saham yang baru melantai di bursa. Melalui IPO, sebuah perusahaan dapat mengumpulkan dana dari masyarakat untuk mendulang bisnisnya baik dari segi CAPEX, OPEX, atau hanya sekedar untuk dana pelunas hutang perusahaan. Perusahaan yang IPO memiliki tanggung jawab untuk membuka laporan keuangan ke publik yang secara tidak langsung "aib" keuangan perusahaan juga terbuka. Tujuan IPO yang lain adalah mendistribusikan saham dari pemilik lama ke pemilik baru (masyarakat).
In My Humble Opinion. Adanya E-IPO yang digagas oleh BEI menjadikan masyarakat lebih mudah untuk mengikuti IPO perusahaan. Disisi lain juga memudahkan pemilik perusahaan/market maker/big player untuk mendistribusikan saham ke ritel.
Saham IPO adalah salah satu saham favorit saya. Karena bagi saya, saham IPO adalah momen yang tepat mendulang cuan cepat (kalau tau caranya).
Pada artikel ini saya akan sharing mengenai cara sederhana analisa saham ipo tanpa cek fundamental dari perusahaan. Cara ini lebih cocok bagi trader yang hanya mengejar momen. Perlu diingat meskipun hanya memanfaatkan momentum, namun sebagai seorang trader yang objektif harus juga melakukan analisa.
Judul artikel ini sengaja saya tulis 'Tanpa Cek Fundamental' atau prospektus perusahaan, karena sebagai seorang trader kita memiliki prinsip cuan-bungkus sebelum di karungin oleh bandar. Terlepas dari itu, apabila sobat menjadi seorang investor, maka wajib hukumnya untuk memeriksa kembali prospektus perusahaan.
Seorang investor kawakan Indonesia, Bapak LKH pernah menjelaskan bahwa tidak ada perusahaan yang mau menjual saham perusahaannya di bawah nilai valuasi perusahannya. Ya ibarat kata kita buat bisnis, kita kan ndak mau menjual barang/jasa dagangan di bawah harga pokok produksi. Saya pribadi baru melakukan entry di saham-saham yang baru IPO dengan tujuan investasi setelah laporan keuangan untuk beberapa kuartal tersedia.
Beberapa syarat dan cara yang saya terapkan ketika mengikuti IPO:
1. Hanya Entry ke Saham IPO yang SYARIAH
Terkait hal ini, tergantung dari preferensi masing-masing ya sob. Tapi kalau saya pribadi hanya entry atau ikutan IPO di saham-saham yang SYARIAH. Terkait cara cek-nya sobat bisa ikuti tutorial dari syariahsaham.id atau bisa juga cek instagram syariahsaham untuk lebih simplenya.
2. Masuk ke papan Pengembangan atau ke papan Utama
Saya akan menghindari saham-saham yang masuk ke papan akselerasi. Kenapa? karena ARA dan ARB nya mentok di 10%, yang mana itu cuan tipis. IMHO, saya sebagai ritel saja beranggapan seperti itu, apalagi dengan pemain besar seperti block trader atau big player. Akan lebih asik ketika saham yang listing bisa ARA 35% atau 25%, dengan begitu dengan dana yang besar akan lebih mudah melakukan distribusi masif (HAKI) dan akan lebih cepat memenuhi target kenaikan yang direncanakan. Sobat bisa cek ke prospektus untuk mengetahui sebuah saham akan listing di papan mana.
Keterangan kalau saham listing di papan akselerasi
3. Cek Offering Price
Syarat ketiga yang saya terapkan adalah hanya entry pada saat offering price. Karena saya wegah nunggu lama pada saat masa book building. Disisi lain saya juga akan cek offering pricenya, karena hal tersebut mempengaruhi jumlah lot yang saya pesan. Saya akan lebih senang dan mengalokasikan persentase yang lebih besar ke saham-saham dengan offering price di bawah 500. Kenapa? saya mikirnya big player akan lebih murah melakukan ganjal bid ketika ARA. Kalau sahamnya kemahalan kan big player perlu uang yang lebih banyak juga.
4. Cek Historis Underwriter (UW)
Diantara kesemua syarat atau cara, mungkin cara yang ke empat ini adalah cara yang paling banyak menjadi pertimbangan. Karena dengan historis underwriter kita bisa mengetahui pola saham-saham yang akan listing. Apakah langsung ARA atau turun dulu baru ARA, atau malah langsung ARB. Saya melakukan pendataan kesemua emiten yang listing melalui E-IPO mulai dari jumlah saham yang beredar, ada tidaknya warran, harga tertinggi hari itu, harga terendah hari itu, dan harga penutupan.
Dari faktor-faktor tersebut bisa memberikan gambaran kesuksesan UW dalam membawa naik saham-saham yang di IPO-kan. Salah satu contoh UW yang saya sukai adalah KI, karena dari 4 kali mereka membawa IPO, kesemuanya lock ARA di hari pertama. Untuk contoh UW yang dihindari mungkin sobat bisa amati sendiri ya.
5. Cek Allotment
Allotment akan muncul setelah masa offering usai. Sehingga kita tidak bisa melakukan analisa awal. Alokasi juga memberikan gambaran seberapa minat masyarakat untuk mengikuti IPO perusahaan yang bersangkutan. Semakin tinggi alokasi yang didapatkan maka semakin besar kemungkinan harga akan dibawa turun, dengan catatan alokasi disini apabila pemesanan diatas 100Juta atau pemesan dengan kategori paling banyak ya. Sebagai kasus ketika artikel ini ditulis ada emiten yang baru listing dengan allotment 100% untuk pemesan diatas 100Juta. Benar saja hari pertama langsung dibawa ARB.
Setelah saham listing, maka saya akan mengamati pergerakan harga (sesuai dengan pola UW). Setelah closing day maka akan saya pasang Trailing Stop di -5% dengan ketentuan best bid (HAKI) untuk hari selanjutnya (karena kalau saya amati ketika menyentuh -5% besar kemungkinan harga akan ARB berjilid-jilid). Untuk hari pertama sendiri apabila harga berfluktuasi dan tidak sesuai dengan rencana saya (berdasar pola UW) maka saya akan jual seluruhnya, kalau sesuai, ya di diemin aja.
Yap, mungkin segitu dulu. Terimakasih telah membaca ☕
Posting Komentar untuk "Cara Sederhana Analisa Saham IPO Tanpa Cek Fundamental"