Investasi Saham adalah Cara Cepat Bangkrut
"The point is not to eliminate failure. The point is to eliminate catastrophic collapse that arises from failure"
Judul artikel ini adalah murni click bait. Namun tidak ada salahnya untuk membaca hingga usai. Karena judul tersebut bisa saja benar-benar terjadi ketika sobat tidak mengetahui fakta objektif atau kenyataan dari investasi saham. Sebelum itu, sobat bisa membaca terlebih dahulu pentingnya melakukan investasi pada artikel ini.
Mungkin sobat pernah mendengar atau melihat beberapa influencer saham yang memamerkan seberapa dahsyatnya investasi atau trading di instrumen saham. Dalam sehari bisa menyulap uang yang awalnya 10juta bisa menjadi 13juta secara sekejap. Namun apakah benar demikian? Jawabannya 'YA', karena batas atas kenaikan satu saham dalam satu hari adalah +35%. Disisi lain Jawabannya juga bisa berubah menjadi 'TIDAK', karena untuk menemukan saham yang tepat sebelum naik belasan % cukup sulit dan memerlukan probabilitas serta keberuntungan yang tinggi.
Lantas apa sebenarnya yang terjadi? intinya, dalam investasi ataupun trading di saham tidaklah se-elok atau se-indah kata-kata dari beberapa influencer. Karena bisa saja mereka memiliki niatan untuk menarik calon member baru agar bergabung kedalam grup rekomendasi saham berbayar mereka. Namun yang perlu diingat, bahwa tidak semua influencer seperti itu, ada yang memang benar-benar memiliki niatan untuk memberikan panduan ataupun sharing ilmu, karena mereka sudah professional di bidangnya. Tidak ada salahnya kita membayar untuk ilmu yang berharga.
Kedua, harga terbentuk ketika ada penawaran dan permintaan ceteris paribus, hukum ekonomi dasar, dan hal itu berlaku juga di saham. Bisa saja influencer yang kebetulan melakukan rekomendasi saham tertentu telah membelinya terlebih dahulu kemudian mempromosikannya di media sosial, agar dia bisa segera menjual sahamnya di harga yang lebih tinggi, karena besar kemungkinan follower setianya akan ikut melakukan pembelian.
Ketiga, beberapa influencer mengatakan kalau investasi ataupun trading di saham adalah cara cepat kaya. Bagi saya pribadi ini merupakan premis yang menjebak, karena investasi maupun di trading bukanlah cara cepat kaya. Namun cara untuk kaya (saja) entah cepat ataupun lambat. Karena masih ada kemungkinan kedua seperti yang saya cantumkan pada judul artikel ini. Seseorang bisa bangkrut mendadak ketika harga saham yang dibelinya terus-terusan turun hingga menyentuh angka gopek (Rp 50).
red: Sebagai kasus di Indonesia kata mendadak tidak berlaku, karena BEI menetapkan batas penurunan satu saham dalam sehari adalah 6-7% atau 25%-35% ketika sebelum pandemi. Berbeda halnya dengan bursa luar yang tidak ada batas penurunan ataupun kenaikannya. High Risk High Return.
Investasi ataupun trading adalah mengenai probabilitas. Mengapa probabilitas? karena nyatanya tidak ada yang bisa tau secara pasti apakah saham yang telah kita beli hari ini atau detik ini akan naik harganya di kemudian hari atau dikemudian periode waktu.
Lantas apa bedanya investasi atau trading dengan Judi?. Pertanyaan ini adalah pertanyaan yang pernah saya ajukan kepada salah satu pemateri dari BEI di bidang investasi syariah pada tahun 2016. Jawabannya kurang lebih seperti ini "ketika kita membeli suatu saham di harga tertentu kemudian harganya turun ke harga tertentu (misal: 1%) yang artinya kita kalah probabilitas. Maka uang kita berkurang hanya 1%, itupun kalau kita memutuskan menjual sahamnya. Beda halnya dengan judi, ketika kita kalah maka uang yang kita pertaruhkan akan hilang semuanya."
Perbedaan yang kedua adalah ada pada segi probabilitas, ketika bertransaksi di pasar modal maka probabilitas yang kita dapat tergantung dari seberapa tepat analisa (teknikal, fundamental, bandarmologi, dkk) yang kita lakukan. Berbeda halnya dalam judi yang hanya memiliki probabilitas 50:50 antara menang dan kalah dan murni mengandalkan keberuntungan.
Sehingga dalam melakukan investasi atau trading di saham, kita wajib melihat secara objektif dan bukan mengandalkan perasaan (ini kayaknya mau naik atau kayaknya ini mau turun) karena itu akan mempengaruhi mental kita selanjutnya. Kita akan terbiasa untuk mencari pembenaran akan pegerakan harga saham.
Satu dan dua hal yang seringkali terjadi ketika saham yang kita beli mengalami penurunan dan telah mencapai titik toleransi (cut loss), kita malah berkeyakinan bahwa harga saham itu akan segera naik. Padahal secara objektif, indikator-indikator telah menunjukkan sinyal sell yang kuat. Begitu juga sebaliknya ketika saham yang kita beli, harganya mengalami kenaikan, kita terburu-buru untuk menjualnya, padahal secara objektif dari kesemua indikator masih menunjukkan sinyal buy yang kuat.
Oleh karena itu, kalau boleh saya bilang bahwa Investasi Saham adalah Cara Cepat Bangkrut atau kehilangan uang, ketika sobat hanya mengandalkan perasaan dan kira-kira belaka, hanya berdasarkan apa kata influencer saja dan bukan berdasarkan analisa dan fakta secara objektif. "Trade what you see, not what you think".
Sebagai tambahan, dalam belajar investasi maupun trading saham, tidak ada cara yang instan. Perlu proses dan kesabaran yang panjang. Kecuali kalau sobat memutuskan untuk menjadi influencer yang hanya jualan kelas, rekomendasi saham dan mengandalkan profit dari uang member yang mendaftar, maka beda lagi.
Yap, mungkin segitu dulu. Terimakasih telah membaca ☕
Posting Komentar untuk "Investasi Saham adalah Cara Cepat Bangkrut"